Cacar, Varicella-Zoster, dan Dinamika Perkembangannya

Cacar, atau chickenpox dalam bahasa Inggris, adalah penyakit kulit yang umumnya menyerang anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Varicella-Zoster, yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 1953 oleh ilmuwan Thomas Weller. Meskipun memiliki manifestasi klinis pada kulit, penyebab cacar adalah virus, bukan bakteri. Artikel ini akan menjelaskan karakteristik virus Varicella-Zoster dan perbedaan mendasar antara virus dan bakteri.

Cacar disebabkan oleh Virus Varicella-Zoster

Virus Varicella-Zoster (VZV) adalah anggota keluarga virus Herpesviridae. Ini merupakan virus DNA beruntai ganda dan memiliki kemampuan untuk menetap dalam tubuh manusia sepanjang hidup. Setelah seseorang terinfeksi VZV dan sembuh dari cacar, virus tersebut tidak sepenuhnya hilang dari tubuh. Sebaliknya, virus ini tidur atau berdiam di dalam saraf dan dapat menyebabkan penyakit yang berbeda, seperti herpes zoster pada masa dewasa.

Perbedaan antara Virus dan Bakteri

-* Struktur Seluler:

Virus tidak memiliki sel. Mereka terdiri dari materi genetik (DNA atau RNA) yang dikelilingi oleh lapisan protein yang disebut kapsid.

Bakteri adalah organisme seluler prokariotik yang memiliki sel dengan dinding sel, membran sel, dan materi genetik yang terletak dalam sitoplasma.

-* Pertumbuhan dan Reproduksi:

Virus memerlukan sel inang untuk berkembang biak. Mereka menginvasi sel inang dan menggunakan mesin sel inang untuk membuat salinan diri.

Bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak di luar sel inang mereka sendiri, biasanya dengan pembelahan sel.

-* Klasifikasi Biologis:

Virus bukan organisme hidup dan tidak termasuk dalam tiga domain kehidupan (Bakteri, Arkea, dan Eukariota).

Bakteri termasuk dalam domain bakteri atau prokariota.

-* Sifat Penyakit:

Penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti cacar, seringkali memiliki inkubasi yang lama dan gejala yang bervariasi.

Bakteri dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dengan gejala yang berbeda, tetapi seringkali memiliki inkubasi yang lebih pendek dibandingkan virus.

Perkembangan virus cacar dipengaruhi apa saja ?

Perkembangan virus Varicella-Zoster dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sifat virus tersebut, respons imun tubuh, dan faktor lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan virus Varicella-Zoster:

-* Karakteristik Virus Varicella-Zoster:

Struktur genetik dan sifat fisik virus Varicella-Zoster memainkan peran penting dalam kemampuannya untuk bertahan hidup dan berkembang biak dalam tubuh manusia. Studi tentang genom virus ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang mekanisme replikasi dan evolusinya.

-* Respons Imun Tubuh:

Sistem kekebalan tubuh memainkan peran kunci dalam mengendalikan dan memerangi infeksi virus Varicella-Zoster. Respons imun melibatkan produksi antibodi dan aktivasi sel-sel kekebalan, seperti sel T. Pemahaman lebih lanjut tentang interaksi antara virus dan sistem kekebalan dapat ditemukan dalam penelitian imunologi.

-* Faktor Lingkungan:

Faktor-faktor lingkungan, seperti suhu, kelembaban, dan eksposur terhadap radiasi ultraviolet, dapat memengaruhi kelangsungan hidup dan penularan virus Varicella-Zoster. Beberapa penelitian telah mencoba memahami bagaimana kondisi lingkungan dapat mempengaruhi penyebaran penyakit ini.

-* Faktor Genetik dan Kerentanan Individu:

Faktor genetik individu juga dapat memainkan peran dalam kerentanan seseorang terhadap infeksi virus Varicella-Zoster. Beberapa penelitian genetika telah mencoba mengidentifikasi gen-gen yang mungkin berkontribusi pada kerentanan atau ketahanan terhadap penyakit ini.

Referensi:

Arvin, A. M., & Gershon, A. A. (Eds.). (2006). Varicella-Zoster Virus: Virology and Clinical Management. Cambridge University Press.

Cohen, J. I. (2007). Optimal treatment for varicella-zoster virus infections. Drugs, 67(10), 1383-1390.

Grose, C. (2012). Pangaea and the out-of-Africa model of Varicella-Zoster virus evolution and phylogeography. The Journal of Infectious Diseases, 205(12), 1897-1899.

Quinlivan, M., Hawrami, K., Barrett-Muir, W., & Breuer, J. (2007). Vaccine‐associated herpes zoster ophthalmicus and encephalitis in an immunocompetent child. Archives of Dermatology, 143(7), 955-956.

Jadi, Cacar, atau chickenpox, merupakan penyakit kulit yang umumnya menyerang anak-anak dan disebabkan oleh virus Varicella-Zoster. Meskipun manifestasinya terlihat pada kulit, penyebab utama cacar adalah virus, bukan bakteri. Virus Varicella-Zoster, sebagai anggota keluarga Herpesviridae, memiliki struktur DNA beruntai ganda dan kemampuan untuk menetap dalam tubuh manusia sepanjang hidup.

Setelah seseorang sembuh dari cacar, virus Varicella-Zoster tidak sepenuhnya hilang dari tubuh. Sebaliknya, virus ini dapat tidur atau berdiam di dalam saraf dan menyebabkan penyakit lain, seperti herpes zoster pada masa dewasa.

Perbedaan mendasar antara virus dan bakteri mencakup struktur seluler, pertumbuhan, reproduksi, klasifikasi biologis, dan sifat penyakit. Virus memerlukan sel inang untuk berkembang biak, sedangkan bakteri dapat tumbuh di luar sel inang. Selain itu, virus tidak dianggap sebagai organisme hidup, sementara bakteri termasuk dalam domain bakteri atau prokariota.

Perkembangan virus Varicella-Zoster dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk karakteristik virus, respons imun tubuh, faktor lingkungan, dan faktor genetik individu. Penelitian tentang genom virus ini, interaksi dengan sistem kekebalan, dan adaptasinya terhadap kondisi lingkungan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang mekanisme perkembangan penyakit ini. Faktor genetik individu juga dapat memainkan peran dalam kerentanan terhadap infeksi virus Varicella-Zoster, dan penelitian genetika dapat membantu mengidentifikasi kontribusi gen-gen tertentu dalam hal ini.

Itulah artikel mengenai Cacar, Varicella-Zoster, dan Dinamika Perkembangannya, semoga bermanfaat untuk pembaca dan sekaligus juga untuk penulis, salam dari kami holisfons.com, see u next time !!

2 komentar untuk "Cacar, Varicella-Zoster, dan Dinamika Perkembangannya"

Parenting By Rey 8 Desember 2023 pukul 20.38 Hapus Komentar
Pas banget nih, anak saya yang bungsu lagi kena cacar air. Udah hari ke-5, Alhamdulillah sebagian ruamnya udah menghitam. Dan saya perhatikan, udah nggak ada ruam baru yang muncul.
Semoga udah selesai dan masuk tahap penyembuhan.
Nggak saya kasih obat apapun sih, cuman salep aja 2 kali sehari, Alhamdulillah nggak gatal karena saya larang banyak tingkah dan selalu di ruangan yang sejuk. Cuman kemaren sempat konsultasi dokter online karena ada efek samping dia diare dan batuk, disarankan kasih parasetamol buat ngurangin nyeri.
Emang nyeri sih, karena pas tidur nggak sengaja dia garuk, alhasil luka, dan perih.
Kayaknya emang lagi musim ya, se Indonesia saya liat banyak yang kena.
Syukurlah saya dan kakaknya udah kena, jadi Alhamdulillah aman
dear anies 10 Desember 2023 pukul 20.33 Hapus Komentar
ada ramai mendakwa, seumur hidup kita psti akan mengalami cacar tanpa.mengira apa jenisnya...